PANDUAN RINGKAS SHALAT GERHANA
PANDUAN RINGKAS SHALAT GERHANA
I. PENGERTIAN GERHANA
Dalam kitab-kitab Fiqih, gerhana disebut Kusuf (كسوف) dan Khusuf (خسوف). Kedua kata tersebut bermakna sama, yakni gerhana. Namun
kalangan Fuqaha’ memakai lafadz Kusuf (كسوف) untuk gerhana matahari (كسوف الشمس) dan lafadz Khusuf untuk gerhana rembulan (خسوف القمر).(
صحيح مسلم بشرح النواوى ج.6 ص.282. الفقه الإسلامي وأدلته ج 2 ص 395)
Dalam istilah Fuqaha,Kusuf adalah peristiwa hilangnya sinar
matahari baik sebagian atau keseluruhan pada siang hari karena terhalang posisi
rembulan yang melintas di antara matahari dan bumi. Sedangkan Khusuf adalah
peristiwa hilangnya sinar rembulan baik sebagian atau keseluruhan karena
terhalang bayangan bumi yang berada diantara matahari dan rembulan. (الفقه الإسلامي وأدلته ج
2 ص395
II. HUKUM SHALAT GERHANA
Para ulama fikih sepakat bahwa hukum shalat gerhana
matahari/rembulan adalah sunnah.(الفقه الاسلام وأدلته ج 2 ص
296)
1a. Dalil Alquran
وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ
وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ
وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
“ Dan sebagian dari
tanda-tanda kebesaran-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah
bersujud kepada matahari dan jangan (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah
kepada Allah yang menciptakannya jika kamu hanya menyembah kepada-Nya “ (Q S.
Fushshilat 41 ayat 37)
2b. Dalil Hadits
عَنِ الْمُغِيْرَةِ بْنِ شُعْبَةَ
قَالَ: كَسَفَتِ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَوْمَ
مَاتَ إِبْرَهِيْمُ فَقَالَ النَّاسُ كَسَفَتِ الشَّمْسُ لِمَوْتِ إِبْرَاهِيْمَ
فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لاَ
يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمْ فَصَلُّوا
وَادْعُوا اللهَ
Dari Al-Mughirah bin Syu’bah telah berkata : Telah terjadi
gerhana matahari pada zaman Rasulullah Saw pada wafatnya Ibrahim (putra Nabi
Saw). Kemudian orang-orang berkata : “ Telah terjadi gerhana matahari karena
wafatnya Ibrahim “. Maka Rasulullah Saw bersabda : “ Sesungguhnya matahari dan
bulan tidak akan terjadi gerhana karena kematian seseorang dan tidak karena
kelahiran seseorang, apabila kalian melihat maka shalatlah dan berdoalah kepada
Allah “.فتح) البارى ج 3 ص 400
رقم 1043)
c. Aqwal Ulama
صَلَاةُ الْكُسُوْفِ وَالْخُسُوْفِ
سُنَّةٌ ثَابِتَةٌ مُؤَكَّدَةٌ
بِاتِّفَاقِ الْفُقَهَآءِ
“ (Hukum) shalat
gerhana matahari dan shalat gerhana rembulan adalah sunnah mu’akkadah dengan
kesepakatan para ahli fikih “.( الفقه الإسلامي وأدلته ج 2 ص 396 )
III. TATA CARA MELAKUKAN SHALAT GERHANA WAKTU
1
Waktu pelaksanaan shalat gerhana sejak terjadi gerhana hingga
matahari/rembulan muncul kembali. Apabila matahari/rembulan sudah muncul
kembali maka waktu pelaksanaan shalat gerhana sudah habis dan tidak disunnahkan
qadla’.( الفقه على مذاهب الاربعة ج 2
ص314)
2 a. Mandi
Disunnahkan mandi sebelum melakukan shalat gerhana
sebagaimana shalat jum’ah dan shalat ‘ied. (الفقه الاسلام وأدلته ج 2 ص
397)
3 b. Berjamaah
Disunnahkan melakukan shalat gerhana secara berjamaah di
Masjid .( الفقه الاسلام وأدلته ج 2 ص 397)
c. Adzan dan iqomah
Tidak disunnahkan adzan dan iqamah, tetapi mengumandangkan
kalimat : الصلاة
جامعة (as-shalaatu jaami’ah) sesaat
sebelum melakukan shalat gerhana. (
الفقه الإسلامي وأدلته ج 1
2 ص396 )
d. Rakaat
Jumlah rakaat shalat gerhana adalah 2 (dua) rakaat. Setiap
rakaat terdapat 2 (dua) kali berdiri dan 2 (dua) kali ruku’. Ketika berdiri
terdapat 2 (dua) kali membaca fatihah dan 2 (dua) kali membaca surat( الفقه الإسلامي وأدلته ج 1 2
ص 399)
6 e. Jahr/Israr
Dalam shalat
gerhana matahari disunnahkan memelankan bacaan (israr) sebagaimana shalat yang
dikerjakan pada siang hari, sedangkan dalam shalat gerhana rembulan disunnahkan
mengeraskan bacaan (jahr( الفقه الإسلامي وأدلته ج 1 2
ص( 402).(
7 f. Khutbah
Disunnahkan melakukan 2 (dua) khutbah setelah shalat gerhana
sebagaimana khutbah shalat jum’ah dan khutbah ied dalam rukun-rukunnya. (
الفقه الإسلامي وأدلته ج 1
2 ص 405)
8 h.Disunnahkan
memperbanyak dzikir, doa, istighfar dan sedekah.
.( الفقه الإسلامي وأدلته ج 1 2
ص 407
)
IV. TEKNIS MELAKUKAN SHALAT GERHANA
Teknis shalat gerhana berikut ini berdasarkan pendapat Jumhur
(mayoritas) ulama.
1. Niat shalat
sunnah gerhana berbarengan dengan takbiratul ihram
أُصَلِّى سُنَّةَ كُسُوفِ الشَّمْسِ /
سُنَّةَ خُسُوْفِ القَمَرِ رَكْعَتَيْنِ مَأْمُوْمًا / إِمَامًا لِله تعَالى
2. Membaca doa
iftitah
3. Membaca surat
al-fatihah
4. Membaca surah.
Jika mampu membaca surat panjang, seperti surat al-Baqarah atau surat lain yang
panjangnya sama dengan surat al-Baqarah. Jika tidak mampu maka membaca surat
pendek.
5. Ruku’ pertama
pada berdiri pertama. Jika mampu ruku’ pertama pada berdiri pertama dilakukan
secara panjang dengan mengulang-ulang bacaan tasbih kadar 100 ayat dari surat
al-Baqarah.
6. Kembali berdiri
untuk membaca surat al-fatihah yang kedua
7. Membaca surah.
Jika mampu membaca surat panjang seperti surat Ali Imron atau surat lain yang
panjangnya sama dengan surat Ali Imron. Jika tidak mampu maka membaca surat
pendek.
8. Ruku’ kedua pada berdiri
pertama. Jika mampu ruku’ kedua pada berdiri pertama dilakukan secara panjang
dengan mengulang-ulang bacaan tasbih kadar 80 ayat dari surat al-Baqarah.
9. Sujud secara
panjang/lama dengan mengulang-ulang bacaan tasbih sujud
10. Duduk diantara dua sujud
11. Sujud kedua secara panjang/lama dengan mengulang-ulang
bacaan tasbih sujud
12. Berdiri untuk melakukan rakaat kedua
13. Membaca surat al fatihah
14. Membaca surah. Jika mampu membaca surat-surat panjang
seperti surat an-Nisa’ atau surat lain yang panjangnya sama. Jika tidak mampu
maka membaca surat pendek.
15. Ruku’ pertama pada berdiri kedua. Jika mampu ruku’
pertama pada berdiri kedua dilakukan secara panjang dengan mengulang-ulang
bacaan tasbih kadar 70 ayat dari surat al-Baqarah.
16. Kembali berdiri untuk membaca surat al-fatihah yang kedua
17. Membaca surah. Jika mampu membaca surat-surat panjang
seperti surat al-Maidah atau surat lain yang panjangnya sama. Jika tidak mampu
maka membaca surat pendek.
18. Ruku’ kedua pada berdiri kedua. Jika mampu ruku’ kedua
pada berdiri kedua dilakukan secara panjang dengan mengulang-ulang bacaan
tasbih kadar 50 ayat dari surat al-Baqarah.
19. Sujud secara panjang/lama dengan mengulang-ulang bacaan
tasbih sujud.
20. Duduk di antara dua sujud
21. Sujud kedua secara panjang/lama dengan mengulang-ulang
bacaan tasbih sujud
22. Tahiyyat
23. Salam
V. KHUTBAH
Disunnahkan melakukan khutbah setelah salat gerhana dengan 2
(dua) khutbah. Adapun rukun-rukun khutbah gerhana itu sebagaimana rukun khutbah
jum’ah dan khutbah ‘ied.
Referensi :
-
Al qur an Al Karim
-
Al Fiqhu AL Islam Waadillatuhu Jili kedua
-
Al Fiqhu ‘Alaa Al Madzahibil Arba’ah jilid kesatu
-
Fathu Al Barii jilid ketiga
-
Shahih Muslim Bisyarhi An Nawawi jilid keenam
Komentar
Posting Komentar